Kita tentu sudah tidak asing lagi dengan istilah ‘gaul’. Yah, tren
yang sudah membumi di lingkungan kita. Dari mulai model baju, celana ketat, rok
mini, tanktop, sampai buku-buku dan majalah tidak
ketinggalan membahas tren itu. Tapi apa kita
tahu, apa sih sebenarnya arti gaul tersebut?
Ada yang mengatakan, gaul itu punya
banyak teman dan wawasan. Di mana-mana ia dikenal. Banyak yang nelpon, banyak
yang ngajak hang-out bersama, banyak yang naksir, banyak juga yang iseng
ganggu. Pokoknya, ia layaknya superstar, ia dikenal di manapun berada.
Ada juga yang mengatakan, gaul itu
mengikuti perkembangan zaman. Pokoknya, orang bisa dikatakan gaul jika ia bisa
mengikuti terus perkembangan zaman paling modern. Dari bacaan modern yang
membahas perselingkuhan artis, sampai film modern yang mengumbar nafsu dan
kekerasan. Dari mulai celana gombrong di bawah mata kaki sampai celana ketat
yang kesannya kayak telanjang. Dari baju kebesaran yang berumbai di mana-mana
sampai kaos kekecilan model adik bayi. Semuanya diikuti. Namanya juga mengikuti
tren modern!
Ada lagi yang memaknai gaul sebagai
kebiasaan belanja di mall, nongkrong di kafe, jago sms-an, jago pencet HP, dan
sebagainya.
Tapi apa hanya sebatas itu definisi
gaul?
Dalam Islam sendiri, gaul berarti
punya prinsip. Kan lucu sekali, kalau
kita mengaku gaul tapi ke mana-mana hanya ikut-ikutan tanpa dasar. Nah, untuk
itu kita harus mencari tahu prinsip tersebut. Caranya? Dekati dan akrabi Al
Qur'an. Pramuka saja punya prinsip “Satyaku kudharmakan, dharmaku kubaktikan”,
masa kita seorang muslim yang merupakan ummat terbaik malah tidak punya
prinsip. Malu dong!!!
Lantas apa prinsip kita sebagai
Muslim? “Hidup mulia atau mati syahid!”
Benar! Seratus buat kamu yang menjawab benar seperti itu
tadi!
Selain itu, pribadi muslim yang
gaul tercermin dalam sepuluh sifat. Simak baik-baik sifat berikut! Setelah itu
diamalkan. Baru kita tepat disebut
sebagai insan yang gaul. Nb : Bantu Klik Iklan Ya gan :)
1. Salimul
Aqidah (aqidah yang bersih)
Salimul aqidah merupakan sesuatu yang harus ada pada setiap muslim. Dengan
aqidah yang bersih, seorang muslim akan memiliki ikatan yang kuat kepada Allah
SWT. Dengan ikatan yang kuat itu kita tidak akan menyimpang dari jalan dan
ketentuan-ketentuan-Nya. Dengan kebersihan dan kemantapan aqidah, seorang
Muslim akan menyerahkan segala perbuatannya kepada Allah sebagaimana
firman-Nya:
"Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku, semua bagi Allah
tuhan semesta alam"
(QS. Al An'am:162).
Karena aqidah yang salim merupakan sesuatu yang amat penting, maka pada
awal dakwahnya kepada para sahabat di Mekkah, Rasulullah SAW mengutamakan
pembinaan aqidah, iman dan taukhid.
Nah, temen-temen semuanya, kalo kalian emang ngebet banget pingin disebut
manusia gaul, bersihkan tuh aqidahmu. Jangan melulu membersihkan wajah
berjerawat! Oke?
2.
Sahihul Ibadah (ibadah yang benar)
Shahihul ibadah merupakan salah satu perintah Rasulullah SAW yang penting.
Dalam satu haditsnya, beliau bersabda: "Shalatlah kamu sebagaimana melihat
aku shalat". Dari ungkapan ini kita bisa nyimpulin bahwa dalam
melaksanakan setiap peribadatan haruslah merujuk kepada sunnah Rasul SAW yang
berarti tidak boleh ada unsur penambahan atau pengurangan.
Muslim yang gaul emang muslim yang punya prinsip. Tapi prinsip kita harus
berdasarkan Al Qur'an dan Sunnah, bukan asal prinsip. Apalagi prinsip berdasar hukum
setan dan nafsu. Nggak banget deh!!!
3.
Matinul Khuluq (akhlaq yang kokoh)
Matinul khuluq merupakan sikap dan perilaku yang harus dimiliki oleh setiap
muslim, baik dalam hubungannya kepada Allah maupun dengan makhluk-makhluk-Nya.
Dengan akhlak yang mulia, manusia akan bahagia dalam hidupnya, baik di dunia
maupun di akhirat. Pingin kan ngerasain bahagia dunia-akhirat? Nah, karena
begitu penting memiliki akhlak yang mulia bagi umat manusia, maka Rasulullah
SAW diutus untuk memperbaiki akhlak dan beliau sendiri telah mencontohkan
kepada kita akhlaknya yang agung sehingga diabadikan oleh Allah SWT di dalam Al
Qur'an. "Dan sesungguhnya kamu benar-benar memiliki akhlak yang
agung" (QS. Al Qalam: 4).
4. Qowiyyul Jismi (kekuatan jasmani)
Qowiyyul jismi
merupakan satu sisi yang harus ada pada setiap Muslim. Kekuatan jasmani berarti seorang muslim memiliki
daya tahan tubuh sehingga dapat melaksanakan ajaran Islam secara optimal dengan
fisiknya yang kuat. Shalat, puasa, zakat dan haji merupakan amalan di dalam
Islam yang harus dilaksanakan dengan fisik yang sehat dan kuat. Apalagi
berjihad di jalan Allah dan bentuk-bentuk perjuangan lainnya.
Oleh karena itu, kesehatan jasmani harus mendapat perhatian seorang muslim
dan pencegahan dari penyakit jauh lebih utama daripada pengobatan. Meskipun
demikian, sakit tetap kita anggap sebagai sesuatu yang wajar bila hal itu
kadang-kadang terjadi. Namun jangan sampai seorang muslim sakit-sakitan. Karena
kekuatan jasmani juga termasuk hal yang penting, maka Rasulullah SAW bersabda
yang artinya: "Mukmin yang kuat lebih dicintai Allah daripada mukmin yang
lemah (HR. Muslim)
Demikian pula Imam Hasan Al Banna berkata bahwa salah satu kewajiban
mujahid adalah: ”Hendaklah engkau
bersegera melakukan general chek-up secara berkala atau berobat, begitu
penyakit terasa mengenaimu.”
Gaul itu nggak mudah sakit-sakitan. Setuju??? Nb : Bantu Klik Iklan Ya gan :)
5. Mutsaqqoful Fikri (intelek dalam berfikir)
Mutsaqqoful fikri merupakan salah satu sisi pribadi muslim yang juga
penting.Muslim itu nggak boleh lelet, apalagi telmi. Jangan deh!! Karena itu
salah satu sifat Rasul adalah fathonah (cerdas). Al Qur'an juga banyak
mengungkap ayat-ayat yang merangsang manusia untuk berfikir, misalnya firman Allah yang artinya: "Mereka
bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah: " pada keduanya itu
terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya
lebih besar dari manfaatnya". Dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka
nafkahkan. Katakanlah: "Yang lebih dari keperluan". Demikianlah Allah
menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berfikir" (QS Al
Baqarah: 219)
Di dalam Islam, tidak ada satupun perbuatan yang
harus kita lakukan, kecuali harus dimulai dengan aktifitas berfikir. Karenanya
seorang muslim harus memiliki wawasan keislaman dan keilmuan yang luas. Bisa
dibayangkan, betapa bahayanya suatu perbuatan tanpa mendapatkan pertimbangan
pemikiran secara matang terlebih dahulu. Pasti akan terjadi yang namanya taqlid
buta alias berbuat dan berkata tanpa dasar yang jelas. Dan itu jelas nggak
dibolehkan dalam Islam.
Oleh karena itu, Allah mempertanyakan kepada kita tentang tingkatan intelektualitas
seseorang, sebagaimana firman Allah yang artinya: Katakanlah: "samakah
orang yang mengetahui dengan orang yang tidak mengetahui?"', sesungguhnya
orang-orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran". (QS Az
Zumar: 9)
6. Mujahadatul Linafsihi (berjuang melawan
hawa nafsu)
Mujahadatul linafsihi merupakan salah satu kepribadian yang juga harus ada pada diri seorang
muslim karena setiap manusia memiliki kecenderungan pada yang baik dan yang
buruk. Melaksanakan kecenderungan pada yang baik dan menghindari yang buruk
amat menuntut adanya kesungguhan. Kesungguhan itu akan ada manakala seseoran
berjuang dalam melawan hawa nafsu. Hawa nafsu yang ada pada setiap diri manusia
harus diupayakan tunduk pada ajaran Islam.
Rasulullah SAW bersabda: "Tidak beriman seseorang dari kamu
sehingga ia menjadikan hawa nafsunya mengikuti apa yang aku bawa (ajaran
Islam)" (HR. Hakim)
7. Munazhzhamun fi Syuunihi (teratur dalam
suatu urusan)
Munazhzhaman fi syuunihi juga termasuk kepribadian seorang muslim yang penting yang ditekankan oleh Al
Qur'an maupun sunnah. Oleh karena itu dalam hukum Islam, baik yang terkait
dengan masalah ubudiyah maupun muamalah harus diselesaikan dan
dilaksanakan dengan baik. Ketika suatu urusan ditangani secara bersama-sama,
maka diharuskan bekerjasama dengan baik sehingga Allah menjadi cinta kepadanya.
Dengan kata lain, suatu urusan mesti dikerjakan secara profesional. Apapun
yang dikerjakan, profesionalisme selalu diperhatikan. Bersungguh-sungguh,
bersemangat , berkorban, berkelanjutan dan berbasis ilmu pengetahuan merupakan
hal-hal yang mesti mendapat perhatian serius dalam penunaian tugas-tugas.
8. Qodirun 'Alal Kasbi (memiliki kemampuan
usaha sendiri/mandiri)
Qodirun 'alal kasbi
juga merupakan ciri yang harus ada pada diri seorang muslim. Ini merupakan
sesuatu yang amat diperlukan. Mempertahankan kebenaran dan berjuang
menegakkannya baru bisa dilaksanakan manakala seseorang memiliki kemandirian
terutama dari segi ekonomi. Tak sedikit seseorang mengorbankan prinsip
yang telah dianutnya karena tidak memiliki kemandirian dari segi ekonomi.
Karena pribadi muslim tidaklah mesti miskin, seorang muslim boleh saja kaya
bahkan memang harus kaya agar dia bisa menunaikan ibadah haji dan umroh, zakat,
infaq, shadaqah dan mempersiapkan masa depan yang baik. Oleh karena itu
perintah mencari nafkah amat banyak di dalam Al Qur'an maupun hadits dan hal
itu memiliki keutamaan yang sangat tinggi.
Dalam kaitan menciptakan kemandirian inilah seorang muslim amat dituntut
memiliki keahlian apa saja yang baik. Keahliannya itu menjadi sebab baginya
mendapat rizki dari Allah SWT. Rezeki yang telah Allah sediakan harus diambil
dan untuk mengambilnya diperlukan skill atau ketrampilan.
9.
Nafi'un
Lighoirihi (bermanfaat bagi orang lain)
Nafi'un lighoirihi
merupakan sebuah tuntutan kepada setiap muslim. Manfaat yang dimaksud tentu
saja manfaat yang baik sehingga dimanapun dia berada, orang disekitarnya
merasakan keberadaan. Jangan
sampai keberadaan seorang muslim tidak menggenapkan dan ketiadaannya tidak
mengganjilkan.
Ini berarti setiap muslim itu harus selalu berfikir, mempersiapkan dirinya
dan berupaya semaksimal untuk bisa bermanfaat dan mengambil peran yang baik
dalam masyarakatnya. Dalam kaitan ini, Rasulullah SAW bersabda yang artinya: "Sebaik-baik
manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain" (HR. Qudhy dari
Jabir).
Demikian secara umum profil seorang muslim yang disebutkan dalam Al Qur'an
dan sunnah. Sesuatu yang
perlu kita standarisasikan pada diri kita masing-masing. Bahkan hal wajib buat
generasi muda yang ngotot banget untuk jadi anak gaul.
Jadi jelas kan, bahwa gaul bukan hanya sekedar nongkrong di mall, belanja
sana-sini, sms-an sampe jempol sekarat, bukan juga berpakaian ala Jahiliyyah
yang memperlihatkan punggung, paha, bahkan hal lainnya yang seharusnya nggak
boleh terlihat. Wallahu a'lam. (dikutip dari berbagai sumber)